Jumat, 04 Mei 2012

Manakala Hidupmu Tampak Susah Untuk Dijalani...

Seorang professor berdiri di depan
kelas filsafat dan mempunyai
beberapa barang di depan mejanya.

Saat kelas dimulai, tanpa
mengucapkan sepatah kata, dia
mengambil sebuah toples mayones
kosong yang besar dan mulai mengisi
dengan bola-bola golf.

Kemudian dia berkata pada para
muridnya, apakah toples itu sudah
penuh? Mahasiswa menyetujuinya.

Kemudian professor mengambil sekotak
batu koral dan menuangkannya ke
dalam toples. Dia mengguncang dengan
ringan. Batu-batu koral masuk,
mengisi tempat yang kosong di antara
bola-bola golf.

Kemudian dia bertanya pada para
muridnya, Apakah toples itu sudah
penuh? Mereka setuju bahwa toples
itu sudah penuh.

Selanjutnya profesor mengambil
sekotak pasir dan menebarkan ke
dalam toples...

Tentu saja pasir itu menutup segala
sesuatunya. Profesor sekali lagi
bertanya apakah toples sudah penuh?

Para murid dengan suara bulat
berkata, "Yaa!"

Profesor kemudian menyeduh dua
cangkir kopi dari bawah meja dan
menuangkan isinya ke dalam toples,
dan secara efektif mengisi ruangan
kosong di antara pasir.

Para murid tertawa...

"Sekarang," kata profesor ketika
suara tawa mereda, "Saya ingin
kalian memahami bahwa toples ini
mewakili kehidupanmu.
"

"Bola-bola golf adalah hal-hal yang
penting - Tuhan, keluarga, anak-anak,
kesehatan, teman dan para
sahabat. Jika segala sesuatu hilang
dan hanya tinggal mereka, maka
hidupmu masih tetap penuh.
"

"Batu-batu koral adalah segala hal
lain, seperti pekerjaanmu, rumah
dan mobil.
"

"Pasir adalah hal-hal yang lainnya
- hal-hal yg sepele.
"

"Jika kalian pertama kali memasukkan
pasir ke dalam toples,
" lanjut
profesor, "Maka tidak akan tersisa
ruangan untuk batu koral ataupun
untuk bola-bola golf. Hal yang sama
akan terjadi dalam hidupmu
."

"Jika kalian menghabiskan energi
untuk hal-hal sepele, kalian tidak
akan mempunyai ruang untuk hal-hal
yang penting buat kalian
"

"Jadi..."

"Berilah perhatian untuk hal-hal
yang kritis untuk kebahagiaanmu.
Bermainlah dengan anak-anakmu.
Luangkan waktu untuk check up
kesehatan.

Ajak pasanganmu untuk keluar makan
malam. Akan selalu ada waktu untuk
membersihkan rumah, dan memperbaiki
mobil atau perabotan.
"

"Berikan perhatian terlebih dahulu
kepada bola-bola golf - Hal-hal
yang benar-benar penting. Atur
prioritasmu. Baru yang terakhir,
urus pasir-nya
."

Salah satu murid mengangkat tangan
dan bertanya, "Kalau Kopi yg
dituangkan tadi mewakili apa?"
Profesor tersenyum, "Saya senang
kamu bertanya. Itu untuk menunjukkan
kepada kalian, sekalipun hidupmu
tampak sudah begitu penuh, tetap
selalu tersedia tempat untuk
secangkir kopi bersama sahabat"
:-)




SEMANGAT !

Selasa, 24 Januari 2012

"Bacain Jessi dong Pa"

Pada suatu malam Budi, seorang eksekutif sukses, seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas-berkas pekerjaan kantor yang dibawanya pulang ke rumah. Dia sedang mempersiapkan rapat umum yang sangat penting dengan para pemegang saham yang akan diadakan besok pagi. Ketika ia sedang asyik menyeleksi dokumen kantor tersebut, putrinya Jessica datang mendekatinya, berdiri tepat di sampingnya sambil memegang buku cerita baru. Buku itu bergambar seorang peri kecil yang imut dan sangat menarik perhatian Jessica.

"Pa liat!" Jessica berusaha menarik perhatian ayahnya.

Budi menengok ke arahnya sambil menurunkan kacamatanya. Kalimat yang keluar hanyalah kalimat basa-basi, "Wah,.. buku baru ya Jes?"

"Ya papa", Jessica berseri-seri karena merasa ada tanggapan dari ayahnya.

"Bacain Jessi dong Pa", pinta Jessica lembut.

"Wah papa sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh" sanggah Budi dengan cepat. Lalu ia segera mengalihkan perhatiannya pada kertas-kertas yang berserakan di depannya, dengan serius.

Jessica bengong sejenak, namun ia belum menyerah. Dengan suara lembut dan sedikit manja ia kembali merayu, "Pa, mama bilang papa mau baca untuk Jessi..".

Budi mulai agak kesal, "Jes, papa sibuk. Sekarang Jessi suruh mama baca ya?"

"Pa, mama cibuk terus, papa liat deh gambarnya lucu-lucu!"

"Lain kali Jessica, sana! Papa lagi banyak kerjaan". Budi berusaha memusatkan perhatiannya pada lembar-lembar kertas tadi.

Menit demi menit berlalu. Jessica menarik nafas panjang dan tetap di situ, berdiri di tempatnya penuh harap. Dan tiba-tiba ia mulai lagi, "Pa,..gambarnya bagus. Papa pasti suka".

"Jessica, PAPA BILANG, LAIN KALI!!" kata Budi membentaknya dengan keras. Kali ini Budi berhasil.

Semangat Jessica kecil terkulai. Dia hampir menangis dan dengan mata berkaca-kaca, ia bergeser menjauhi ayahnya "Iya pa,.. lain kali ya pa?" Ia masih sempat mendekati ayahnya dan sambil menyentuh lembut tangan ayahnya ia menaruh buku cerita di pangkuan sang Ayah. "Pa, kalau papa ada waktu, papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger".

Hari demi hari berlalu dan tanpa terasa dua pekan telah berlalu namun permintaan Jessica kecil tidak pernah terpenuhi. Buku cerita ‘Peri Imut' belum pernah dibacakan bagi dirinya.

Hingga pada suatu sore terdengar suara hentakan keras "Buukk!!". Beberapa tetangga melaporkan dengan histeris bahwa Jessica kecil terlindas kendaraan seorang pemuda mabuk yang melajukan kendaraannya dengan kencang di depan rumah Budi. Tubuh Jessica mungil terhentak beberapa meter. Dalam keadaan yang begitu panik ambulance didatangkan secepatnya.

Selama perjalanan menuju rumah sakit, Jessica kecil sempat berkata dengan begitu lirih, "Jessi takut Pa, Jessi takut Ma, Jessi sayang papa mama". Darah segar terus keluar dari mulutnya hingga ia tidak tertolong lagi ketika sampai di rumah sakit terdekat.

Kejadian hari itu begitu mengguncangkan hati nurani Budi. Tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi sebuah janji. Kini yang ada hanyalah penyesalan. Permintaan sang buah hati yang sangat sederhana pun tidak terpenuhi. Masih segar terbayang dalam ingatan Budi tangan mungil anaknya yang memohon untuk dibacakan sebuah cerita. Kini sentuhan itu terasa sangat berarti sekali, "Papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger". Kata-kata Jessi terngiang-ngiang kembali.

Sore itu setelah segalanya telah berlalu, yang tersisa hanyalah keheningan dan kesunyian hati. Canda dan riang Jessica kecil tidak akan terdengar lagi. Budi mulai membuka buku cerita ‘Peri Imut' yang diambilnya perlahan dari onggokan mainan Jessica di pojok ruangan. Bukunya sudah tidak baru lagi. Sampulnya sudah usang dan koyak. Beberapa coretan tak berbentuk menghiasi lembar-lembar halamannya seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil.

Budi menguatkan hati. Dengan mata yang berkaca-kaca, ia membuka halaman pertama dan membacanya dengan sura keras. Tampak sekali ia berusaha membacanya dengan keras. Ia terus membacanya dengan suara keras halaman demi halaman dengan berlinang air mata.

"Jessi dengar papa baca ya." Selang beberapa kata,.. hatinya memohon lagi, "Jessi, papa mohon ampun nak,... papa sayang Jessi." Seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores lubuk hatinya. Tak kuasa menahan itu, Budi bersujud dan menangis, memohon satu kesempatan lagi untuk mencintai.

.". Seseorang yang mengasihi selalu mengalikan kesenangan dan membagi kesedihan kita. Ia selalu memberi PERHATIAN kepada kita karena ia peduli kepada kita.